IKATAN REMAJA MASJID SMAN 11 BEKASI


Do The Best For

Do The Best For

Jumat, 01 Mei 2015

“ Mencari Pacar yang Shaleh/a Seperti Mencari Babi yang 'Halal' ”

Pacaran mendekati zina

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Waah… jumpa lagi nih sama ana. Bagaimana kabar nya akhi, ukhti?
Alhamdulillah, baik. Nah, kok, jadi ana yang jawab sendiri. Hehe.
          Hhmmmm…. Omong-omong sama ungkapan di atas, apa ada yang udah denger? Mungkin banyak teman-teman yang bingung juga yaa untuk apa sih mencari babi yang halal? Lagipula… memang ada? Okee langsung aja ya kita bahas apa maksud dari ungkapan tersebut, hehe.
          Di zaman sekarang, sepertinya pacaran menjadi hal yang diharuskan dalam kalangan muda-mudi. Wah… kenapa seperti itu ya? Salah satu penyebabnya adalah media yang di dalamnya terdapat pengaruh kisah-kisah roman. Mereka beranggapan bahwa masa mudanya bukanlah masa muda jika tidak dibumbui bunga-bunga percintaan. Jadi jika di zaman seperti ini tidak pacaran, bisa-bisa dibilang ketinggalan zaman sama teman-teman.
          Pacaran adalah suatu yang sudah jelas keharamannya dalam islam, dalil tentang hal ini banyak sekali diantaranya adalah firman Allah swt.

“Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra [17] : 32).
          Ayat ini adalah dalil tegas yang menunjukkan haramnya pacaran.
         
Ana sendiri sering sekali nih mendengar-melihat- muda-mudi yang mengucap harapan di social media. Seperti… salah satunya… ini….

 

Hihihi lucu ya….
Sebetulnya begini ya akhi, ukhti. Dalam islam kita tidak pernah mengenal apa itu “pacaran” yang ada hanyalah taaruf . Taaruf sendiri diartikan sebagai perkenalan atau suatu proses sebelum ikhwan dan akhwat menjalani pernikahan. Sedangkan pacaran bisa diartikan sebagai suatu hubungan dekat yang dibuat oleh 2 orang (biasanya lawan jenis) tanpa ada ikatan resmi. Dimana realita yang kita temui selama ini mereka yang berpacaran cenderung sering bertemu, duduk bersama, pergi bersama, dan melakukan hal yang melanggar syariat lainnya.
Ada hadist yang mengatakan …
"Janganlah salah seorang di antara kamu bersepi-sepi (berkhalwat) dengan seorang wanita, kecuali bersama dengan muhrimnya." Tabrani dan Al-Hakim
dari Hudzaifah juga meriwayatkan dalam hadits yang lain: "Lirikan mata merupakan anak panah yang beracun dari setan, barang siapa meninggalkan karena takut kepada-Ku, maka Aku akan menggantikannya dengan iman sempurna hingga ia dapat merasakan arti kemanisannya dalam hati."
Dalam hadist tersebut sudah jelas dikatakan bahwa lirikan mata saja dapat begitu berbahaya.
“Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya.”(HR. Bukhori dan Muslim)
Pandangan mata dapat menimbulkan syahwat berlebih yang bisa saja merambat ke hal-hal lain yang sangat dilarang dalam islam, seperti misalnya berpegangan tangan, berpelukan, dll. Na’udzubillah min dzalik !
Memiliki rasa cinta jelaslah fitrah. Tetapi islam membuat batasan-batasan untuk melindungi dan mengendalikan diri kita agar dapat memaknai rasa cinta tersebut. Contoh lain yang kita tahu adalah, orang yang berpacaran seringkali memikirkan satu sama lain, hanya mengingat dia, hanya ingin berhubungan dengan dia. Lalu bagaimana hubungan dengan Allah swt.? kita dapat lalai begitu saja. Na’udzubillah min dzalik !
Jadi, pacaran dalam islam adalah HARAM. Ingin mencari pacar yang shaleh/shaleha? Pacar seperti apa yang kita ingin cari? Pacar yang mengajak kita berpergian di malam minggu? Pacar yang bisa mengantar jemput kita layaknya seorang suami? Ingat yaa akhi, ukhti, wanita atau laki-laki yang shaleh/shaleha tidak akan ada yang mau diajak berpacaran. Kenapa? Karena mereka akan bisa mengendalikan perasaan yang mereka miliki dan berfikir lebih baik memendamnya sampai Allah swt. menjawab doa dan takdir mereka. Mempertemukan mereka dengan jodoh yang sebenarnya. Dan menikah hingga menjadi muhrim. Wah.. pantas saja mencari pacar yang shaleh/a diibaratkan seperti mencari babi yang halal, karena memang tidak mungkin ada.

Pacaran? Lebih baik dihalalkan dahulu, ya, akhi, ukhti. Eits.. tapi tunggu sampai waktunya, ya!!!

Segitu aja ya yang bisa ana pesan ke akhi dan ukhti. Maaf lho kalau ada salah-salah kata, hehe. Toh ana juga manusia biasa yang tak luput dari kesalahan, Sesungguhnya yang salah dari ana dan yang benar hanyalah milik Allah swt.
       Wassalamu’alaikum Wr.Wb

2 komentar: