IKATAN REMAJA MASJID SMAN 11 BEKASI


Do The Best For

Do The Best For

Sabtu, 02 Mei 2015

Lho, kok bapak lagi????



               

Lho, kok bapak lagi????


Malam yang tenang. Namun tak setenang pikiranku, berkali-kali ibu menelepon dari kampung untuk dikirimi uang, itupun untuk keperluan adik sekolah. Dan berkali-kali juga aku menyuruh ibu untuk menunggu. Maklum saja aku hanya seorang karyawan laundry di kota yang besar ini. Aku bertekad untuk mencari pekerjaan yang lebih layak, setidaknya memiliki penghasilan tetap setiap bulan. Yaa meskipun aku hanya lulusan SMK teknik jaringan komputer di sekolah, aku berharap ada perusahaan yang mau menerimaku.
                Tak pikir panjang aku pun langsung bersiap membuat lamaran pekerjaan, segala yang kubutuhkan segera ku cari dan kusiapkan. Akhirnya aku selesai membuat lamaran pekerjaan cukup banyak karena besok aku berniat untuk melamar ke beberapa perusahaan. Kepalang senang aku justru tidur lewat tengah malam.
                Suara adzan ustad Mahmud terdengar dan membangunkanku. Yha, ustad Mahmud tetanggaku itu memang bagaikan alarm untukku. Setelah bangun aku segera mengambil air wudhu untuk shalat subuh. Semenjak aku betemu dengan bapak tua itu, alhamdulillah aku selalu melakukan amalan amalan seperti membaca asmaul husna setelah shalat fardu. Pagi ini aku melantunkan asmaul husna dibarengi beristigfar dan merendahkan diri di hadapan Allah swt. Namun sinar matahari yang menyeruak di jendela kamarku menyadarkan aku bahwa aku sudah terlambat. Mentari sudah bersinar terang dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat. Aku panik bukan kepalang, langsung saja aku bersiap-siap dan segera berangkat. Tak lupa membaca ayat kursi ketika keluar dari rumah.
                Hari yang memang bukan main sialnya, pikirku. Butuh waktu lama untukku mendapatkan angkot hari ini. Untunglah aku mendapat angkot setelah sekitar setengah jam. Hari ini aku akan memulai melamar di salah satu perusahaan di Jakarta. Namun sayang ketika aku sampai di perusahaan tersebut tak ada lamaran. Dan aku terus mengulangi hal itu ke beberapa perusahaan lain. Namun hasilnya tetap sama.
                Akhirnya aku memutuskan untuk mencari kembali, aku tak pentang menyerah. Aku menaiki sebuah busway dan melihat bapak tua berdasi yang tidak kedapatan tempat duduk. Langsung saja aku berinisiatif untuk memberikan tempat duduk ku padanya. Kami mengobrol cukup lama sampai akhirnya aku tau bahwa dia adalah salah satu HRD di sebuah perusahaan. Langsung saja ia menawari ku untuk melamar di tempat ia bekerja dan ketika aku bertemu pemilik prusahaan tersebut, alangkah kagetnya aku ketika mendapati seorang bapak tua berdasi yang duduk di kursi direktur adalah seorang tukang sapu yang kutemui di taman waktu itu.
                “Lho, kok bapak lagi?” kataku padanya kaget.
                “Ini jalan Allah, nak! Kamu diterima. Selamat!”



Kisah ini adalah satu dari sebagian besar keuntungan dalam memahami dan mengamalkan pada asmaul husna. Seorang pemuda yang taat dalam beribadah, dan terus menyebut nama-Nya. Sebuah timbal balik yang menguntungkan yang membuat mata kita terbuka. Kita sebagai kaum muslimin memiliki tujuan akhir yang kekal. Hidup di waktu "Selamanya" yaitu surga. Asmaul husna adalah salah satu cara untuk menggapai tujuan akhir kita, dengan memahami dan mengamalkannya, InsyaAllah kita di ridhai untuk surgaNya.


Diriwayatkan dalam sebuah hadist...
“Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR. Bukhari, no.2736, Muslim, no.2677 dan Ahmad, no.7493)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar