Lho, kok bapak lagi????
Malam yang tenang. Namun tak
setenang pikiranku, berkali-kali ibu menelepon dari kampung untuk dikirimi
uang, itupun untuk keperluan adik sekolah. Dan berkali-kali juga aku menyuruh
ibu untuk menunggu. Maklum saja aku hanya seorang karyawan laundry di kota yang
besar ini. Aku bertekad untuk mencari pekerjaan yang lebih layak, setidaknya
memiliki penghasilan tetap setiap bulan. Yaa meskipun aku hanya lulusan SMK
teknik jaringan komputer di sekolah, aku berharap ada perusahaan yang mau
menerimaku.
Tak
pikir panjang aku pun langsung bersiap membuat lamaran pekerjaan, segala yang
kubutuhkan segera ku cari dan kusiapkan. Akhirnya aku selesai membuat lamaran
pekerjaan cukup banyak karena besok aku berniat untuk melamar ke beberapa
perusahaan. Kepalang senang aku justru tidur lewat tengah malam.
Suara adzan
ustad Mahmud terdengar dan membangunkanku. Yha, ustad Mahmud tetanggaku itu
memang bagaikan alarm untukku. Setelah bangun aku segera mengambil air wudhu
untuk shalat subuh. Semenjak aku betemu dengan bapak tua itu, alhamdulillah aku
selalu melakukan amalan amalan seperti membaca asmaul husna setelah shalat
fardu. Pagi ini aku melantunkan asmaul husna dibarengi beristigfar dan merendahkan
diri di hadapan Allah swt. Namun sinar matahari yang menyeruak di jendela
kamarku menyadarkan aku bahwa aku sudah terlambat. Mentari sudah bersinar
terang dan ternyata jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat. Aku panik bukan
kepalang, langsung saja aku bersiap-siap dan segera berangkat. Tak lupa membaca
ayat kursi ketika keluar dari rumah.
Hari yang
memang bukan main sialnya, pikirku. Butuh waktu lama untukku mendapatkan angkot
hari ini. Untunglah aku mendapat angkot setelah sekitar setengah jam. Hari ini
aku akan memulai melamar di salah satu perusahaan di Jakarta. Namun sayang
ketika aku sampai di perusahaan tersebut tak ada lamaran. Dan aku terus
mengulangi hal itu ke beberapa perusahaan lain. Namun hasilnya tetap sama.
Akhirnya
aku memutuskan untuk mencari kembali, aku tak pentang menyerah. Aku menaiki
sebuah busway dan melihat bapak tua berdasi yang tidak kedapatan tempat duduk. Langsung
saja aku berinisiatif untuk memberikan tempat duduk ku padanya. Kami mengobrol
cukup lama sampai akhirnya aku tau bahwa dia adalah salah satu HRD di sebuah
perusahaan. Langsung saja ia menawari ku untuk melamar di tempat ia bekerja dan
ketika aku bertemu pemilik prusahaan tersebut, alangkah kagetnya aku ketika
mendapati seorang bapak tua berdasi yang duduk di kursi direktur adalah seorang
tukang sapu yang kutemui di taman waktu itu.
“Lho,
kok bapak lagi?” kataku padanya kaget.
“Ini
jalan Allah, nak! Kamu diterima. Selamat!”
Kisah ini adalah satu dari sebagian besar keuntungan dalam memahami dan mengamalkan pada asmaul husna. Seorang pemuda yang taat dalam beribadah, dan terus menyebut nama-Nya. Sebuah timbal balik yang menguntungkan yang membuat mata kita terbuka. Kita sebagai kaum muslimin memiliki tujuan akhir yang kekal. Hidup di waktu "Selamanya" yaitu surga. Asmaul husna adalah salah satu cara untuk menggapai tujuan akhir kita, dengan memahami dan mengamalkannya, InsyaAllah kita di ridhai untuk surgaNya.
Diriwayatkan dalam sebuah hadist...
“Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR. Bukhari, no.2736, Muslim, no.2677 dan Ahmad, no.7493)
Kisah ini adalah satu dari sebagian besar keuntungan dalam memahami dan mengamalkan pada asmaul husna. Seorang pemuda yang taat dalam beribadah, dan terus menyebut nama-Nya. Sebuah timbal balik yang menguntungkan yang membuat mata kita terbuka. Kita sebagai kaum muslimin memiliki tujuan akhir yang kekal. Hidup di waktu "Selamanya" yaitu surga. Asmaul husna adalah salah satu cara untuk menggapai tujuan akhir kita, dengan memahami dan mengamalkannya, InsyaAllah kita di ridhai untuk surgaNya.
Diriwayatkan dalam sebuah hadist...
“Sesunguhnya Allah memiliki 99 nama, seratus kurang satu, siapa yang menjaganya maka dia masuk surga.” (HR. Bukhari, no.2736, Muslim, no.2677 dan Ahmad, no.7493)